Sejak Nabi Adam Hoax Sudah Ada

Sejak Nabi Adam Hoax Sudah Ada

Jakarta (INGATKEMBALICOM) – Berita palsu atau hoax yang sering beredar di dunia maya bukanlah hal baru dalam sejarah manusia. Kisah tentang hoax ini sudah terjadi sejak masa Nabi Adam AS. Ketika itu, Nabi Adam mendapat kabar bohong dari iblis yang berakibat ia terusir dari surga. Hingga sekarang hoax semakin mewabah.

Di tengah perkembangan teknologi saat ini, semua orang mempunyai akses terhadap ponsel dan komputer, beragam informasi semakin riuh sesak mewarnai media sosial. Bukan saja dari media, perputaran informasi justru semakin deras di tangan pengguna internet, mulai dari orang dewasa sampai anak-anak. Bahkan sebesar 25 persen anak-anak mengaku percaya dengan informasi yang mereka dapat dari media sosial. Apalagi media sosial menempati peringkat tertinggi sebagai tempat mencari sumber berita preferensi remaja dan anak-anak.

Berita bohong di media sosial atau yang biasa disebut dengan istilah hoax kini tercantum di Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan arti “berita bohong” tak sesederhana kelihatannya. Hoaks yang biasa diartikan sebagai upaya memperdaya banyak orang dengan sebuah berita bohong, memperdaya sekumpulan orang dengan membuat mereka percaya pada sesuatu berita yang telah dipalsukan. Kini sudah banyak berita informasi yang merugikan bagi penggunanya.

Berita bohong dan fitnah sering menemukan fenomena untuk hadir dalam kehidupan manusia. Padahal, dalam sejarah berita bohong sudah tertulis jelas dalam kitab-kitab suci sejak perjalanan manusia baru dimulai dan terus berlanjut hingga jaman dimana teknologi hampir-hampir “mengistirahatkan” otak dan hati manusia.

Dalam tulisan ini penulis mencoba menampilan sedikit demi sedikit tentang kisah hoax yang tercatat dalam Al-Qur’an melalui kisah Nabi Adam Alaihisalam agar bisa kita ambil pelajarannya tentang pola pemberitaan yang tidak bertanggung jawab.

Di dalam Al-Qur’an al-Karim menginformasikan pada kita pada surat al-A’raf, ayat 19-22.

“(Dan Allah Berfirman): “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang zalim”.Ayat 19.

Inilah faktanya, pohon tersebut tidak sepatutnya didekati. Pasalnya, larangan dari Tuhan Maha Kuasa sudah menyebutkan bahwa mendekatinya akan menimbulkan bahaya, menjadi golongan orang-orang yang dzhalim. Fakta ini didapat dari sumber pertama yang paling kredibel, paling terpercaya, yaitu Allah SWT.

Ayat 20, “Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata:”Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”. Inilah hoaks pertama dalam sejarah manusia, dimana iblis membisikkan ke telinga Nabi Adam AS.

Jika kita tarik awal dari latar belakang tersebut siapakah pelaku sekarang yang sedang gencar memberitakan berita-berita palsu dalam media, apakah dia salah satu individu yang mendapatkan bisikkan syaitan(Iblis)?

Namun ada juga penyebar hoax paling dikenal ketika itu, adalah Abdullah bin Ubay bin Salul. Seringnya hoax menyerang umat Islam di Madinah hingga Allah menurunkan ayat yang berbunyi ancaman keras bagi orang-orang yang suka menyebarkan berita bohong. (Q.S. Al Ahzab:60)

Berita hoaks juga menjadi penyebab lahirnya fitnah yang cukup besar bagi kalangan umat Islam setelah Rasulullah wafat, yaitu terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan. Fitnah ini terus melebar hingga terjadi perang jamal dan perang shiffin yang terjadi antara sahabat-sahabat Rasulullah, yang kemudian menjadi cikal bakal timbulnya kelompok besar dalam Islam.

Di era modern, kita masih ingat tentang salah satu peristiwa besar invansi Amerika kepada Negara Irak. Seluruh dunia menyaksikan bagaimana luluh lantaknya sebuah negara berawal dari berita hoaks yang tidak bisa dibuktikan sampai hari ini.

Anjuran Hindari Hoax

Akan hal ini Agama Islam juga memberi arahan dalam menerima sebuah berita agar terhindar dari hoaks. Seperti disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al Isra”:36. “Jangan lakukan dan katakan tanpa ilmu. Definisi dasar ilmu yang disepakati adaah sebuah maklumat yang sesuai dengan fakta”. Juga dalam surat Al Hujara: 6 yaitu, “sebuah berita harus bisa di pastikan kebenarannya, bukan hanya berita yang datang dari orang fasik, tapi dari siapapun”.

Sebuah berita benar belum tentu boleh disebarkan, seperti berita-berita berisi vulgar, kriminal dan perbuatan-perbuatan keji. Sebuah berita benar namun berpotensi SARA dan kegaduhan, hendaknya dimusyawarahkan dengan ahlinya, jangan langsung di sebarkan.

Janganlah engkau menulis gagasan atau opini yang berusaha mempengaruhi pikiran warga net dengan isu SARA yang menyedihkan. Hal ini adalah kegiatan syaitan (iblis) yang kalian menyebarkan konten-konten negatif. Maka, jadilah pembuat konten positif agar disukai masyarakat dan mendapatkan pujian bagi kepentingan publik.

banner 468x60

No Responses

Tinggalkan Balasan